KRISTOLOGI : INKARNASI (PENJELMAAN) - Bagian I

I. ARTI KATA

Baik kata benda ‘inkarnasi’ maupun kata sifatnya tidak terdapat dalam Alkitab. Tetapi padanan kata Yunani untuk bahasa Latin in carne, (en sarki Yunani) terdapat pada beberapa pernyataan penting dalam PB tentang pribadi dan karya Yesus Kristus.

Nyanyian pujian yang dikutip dalam 1 Timotius 3:16 menyebut ‘Dia, yang telah menyatakan diriNya dalam rupa manusia’ :

* 1 Timotius 3:16,
LAI TB : "Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: 'Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan.'"

TR : kai omologoumenôs mega estin to tês eusebeias mustêrion theos ephanerôthê en sarki edikaiôthê en pneumati ôphthê aggelois ekêruchthê en ethnesin episteuthê en kosmô anelêphthê en doxê

KJV : And without controversy great is the mystery of godliness: God was manifested in the flesh, Justified in the Spirit, Seen by angels, Preached among the Gentiles, Believed on in the world, Received up in glory

Interlinear kai {AND} omologoumenôs {CONFESSEDLY} mega {GREAT} estin {IS} to tês {THE} eusebeias {OF PIETY} mustêrion {MYSTERY:} theos {GOD} ephanerôthê {WAS MANIFESTED} en {IN} sarki {FLESH,} edikaiôthê {WAS JUSTIFIED} en {IN [THE]} pneumati {SPIRIT,} ôphthê {WAS SEEN} aggelois {BY ANGELS,} ekêruchthê {WAS PROCLAIMED} en {AMONG [THE]} ethnesin {NATIONS,} episteuthê {WAS BELIEVED ON} en {IN [THE]} kosmô {WORLD,} anelêphthê {WAS RECEIVED UP} en {IN} doxê {GLORY.}

LAI menterjemahkan "Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia", sedangkan naskah Textus Receptus menulis 'theos ephanerôthê en sarki', harfiah : "Allah - Dia dinyatakan - dalam - daging".

Yohanes menganggap tiap penyangkalan bahwa Yesus Kristus ‘telah datang sebagai manusia’ (1 Yohanes 4:2; 2 Yohanes 7) telah berasal dari roh-antikristus. Paulus mengatakan bahwa, Kristus membuat karunia perdamaian-Nya ‘di dalam tubuh jasmaniNya’ (Kolose 1:22, bandingkan dengan Efesus 2:15), dan bahwa dengan mengutus anakNya ‘dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa’ Allah ‘telah menjatuhkan hukuman atas dosa dalam tubuh’ (Roma 8:3).

Petrus berkata tentang Kristus yang mati untuk kita ‘dalam keadaanNya sebagai manusia’(sarki, kasus datif dari sarx) :

* 1 Petrus 3:18
Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh,

TR : oti kai christos apax peri amartiôn epathen dikaios uper adikôn ina êmas prosagagê tô theô thanatôtheis men sarki zôopoiêtheis de tô pneumatic

Interlinear : oti {BECAUSE} kai {INDEED} christos {CHRIST} apax {ONCE} peri {FOR} amartiôn {SINS} epathen {SUFFERED, [THE]} dikaios {JUST} uper {FOR [THE]} adikôn {UNJUST,} ina {THAT} êmas {US} prosagagê tô {HE MIGHT BRING} theô {TO GOD;} thanatôtheis men {HAVING BEEN PUT TO DEATH} sarki {IN FLESH,} zôopoiêtheis de {BUT MADE ALIVE} tô {BY THE} pneumatic {SPIRIT,}

* 1 Petrus 4:1
Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamu pun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, -- karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa --,

TR : christou oun pathontos uper êmôn sarki kai umeis tên autên ennoian oplisasthe oti o pathôn en sarki pepautai amartias

Interlinear : christou {CHRIST} oun {THEN} pathontos {HAVING SUFFERED} uper {FOR} êmôn {US} sarki {IN [THE] FLESH,} kai {ALSO} umeis {YE} tên {THE} autên {SAME} ennoian {MIND} oplisasthe {ARM YOURSELVES WITH;} oti {FOR} o {HE THAT} pathôn {SUFFERED} en {IN [THE]} sarki {FLESH} pepautai {HAS DONE WITH} amartias {SIN;}

Semua ayat diatas menyatakan kebenaran yang sama dari berbagai segi; sungguh benar bahwa dengan kedatanganNya dan kematianNya ‘didalam keadaanNya sebagai manusia’, Kristus ‘memiliki’ dan menjamin keselamatan kita. Kita menamakan kedatanganNya inkarnasi atau penjelmaan dan kematianNya pendamaian.

Dalam Alkitab kata Ibrani basar, sye’ér , Yunani sarx mempunyai arti jasmani, yaitu bahan padat, yang bersama darah dan tulang merupakan organisme jasmani manusia atau binatang : *

Kejadian 21:21
Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.

VAYAPEL YEHOVAH ELOHIM TARDEMA AL-HAADAM VAYISHAN VAYIKAKH AKHAT MITSALOTAV VAYISGOR BASAR TAKHTENA

Bandingkan dengan :

* Lukas 24:39;
Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku

TR : idete tas cheiras mou kai tous podas mou oti autos egô eimi psêlaphêsate me kai idete oti pneuma sarka kai ostea ouk echei kathôs eme theôreite echonta

Interlinear : idete tas {SEE} cheiras mou {MY HANDS} kai tous {AND} podas mou {MY FEET,} oti {THAT} autos {HE} egô {I} eimi {AM.} eimi psêlaphêsate {HANDLE} me {ME} kai {AND} idete {SEE,} oti {FOR} pneuma {A SPIRIT} sarka {FLESH} kai {AND} ostea {BONES} ouk {NOT} echei {HAS,} kathôs {AS} eme {ME} theôreite {YE SEE} echonta {HAVING.}

* 1 Korintus 15:50. 50
Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa.

TR : touto de phêmi adelphoi oti sarx kai aima basileian theou klêronomêsai ou dunantai oude ê phthora tên aphtharsian klêronomei

Interlinear : touto de {BUT THIS} phêmi {I SAY,} adelphoi {BRETHREN,} oti {THAT} sarx {FLESH} kai {AND} aima {BLOOD [THE]} basileian {KINGDOM} theou {OF GOD} klêronomêsai {INHERIT} ou dunantai {CANNOT,} oude ê {NOR} phthora tên {CORRUPTION} e aphtharsian {INCORRUPTIBILITY} klêronomei {DOES INHERIT.}

Oleh karena pemikiran Ibrani menghubungkan anggota tubuh dengan fungsi-fungsi batiniah, kita temukan bahwa dalam PL, kata ini dapat mencakup aspek-aspek batiniah maupun jasmaniah dari hidup manusia pribadi (bandingkan kesejajaran antara ‘daging’ dan ‘hati’, dalam Mazmur 73:26 dan antara ‘tubuh’ dan ‘jiwa’ dalam Mazmur 63:2).

Tapi kata ini mengandung lebih dari hanya antropologis. Alkitab melihat daging jasmaniah sebagai lambing teologis yang penting yaitu lambing dari suatu jenis hidup yang diciptakan dan yang bergantung (kepada Pencipta), yang sama dimiliki oleh manusia dan binatang. Jenis hidup ini berasal dari Allah, tapi tidak sama dengan hidup Allah sendiri, sebab jenis hidup ini mutlak memerlukan suatu organisme jasmaniah guna menopangnya dalam semua aktivitasnya.

Karena itulah basar menjadi istilah umum untuk manusia atau binatang (bandingkan dengan Kejadian 6:12; 7:15, 21 dst), dipandang sebagai ciptaan Allah, yang hidupnya di dunia ini berlangsung singkat, selama Allah meneydiakan nafas kehidupan dalam rongga pernafasannya. Jadi basar dalam arti teologis yang berkembang bukanlah sesuatu yang ‘dimiliki’ seseorang, melainkan sesuatu yang ‘ada’. Cirinya sebagai makhluk adalah lemah dan lunak (Yesaya 40:6) dan dalam keadaan demikian berlainan dengan ‘roh’, kekuatan yang abadi dan yang tak kunjung padam, yang berasal dari Allah, dan adanya Allah (Yesaya 31:3; bandingkan dengan Yesaya 40:6-31).

Apabila dikatakan bahwa Yesus Kristus dating dan mati ‘di dalam daging’, itu berarti bahwa Dia dating dan mati dalam keandaan dan dalam kondisi hidup jasmani dan rohani yang diciptakan: dengan perkataan lain, bahwa Dia yang mati itu adalah manusia. Tetapi PB menegaskan pula, bahwa Dia yang mati itu adalah dari kekal dan juga terus menerus adalah Allah. Jadi, kebenaran tentang inkarnasi yang harus dirumuskan ialah, bahwa Allah, tanpa berhenti sebagai Allah, juga menjadi manusia. Hal inilah yang dinyatakan oleh Yohanes dalam pendahuluan Injilnya : ‘Firman itu’ (pelaku Allah dalam penciptaan, yang ‘pada mulanya’, sebelum penciptaan bukan hanya ‘bersama-sama dengan Allah’, melainkan juga ‘adalah Allah’, Yohanes 1:1-3) ‘menjadi manusia’ (sarx=daging) Yohanes 1:14 :

* Yohanes 1:1
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

TR : en archê ên o logos kai o logos ên pros ton theon kai theos ên o logos

Interlinear : en {IN [THE]} archê {BEGINNING} ên {WAS} o {THE} logos {WORD,} kai {AND} o {THE} logos {WORD} ên {WAS} pros ton {WITH} theon {GOD,} kai {AND} theos {GOD} ên {WAS} o {THE} logos {WORD.}

Ungkapan ‘theos ên o logos’, "Firman itu adalah Allah" menyatakan bahwa Sang Firman (Yesus Kristus) memiliki 'ousia' (hakekat/dzat) Allah. Kata 'theos' menggunakan nomina, bukan kata sifat (adjektiva), jadi menekankan ke-Allahan dan bukan keilahian Yesus Kristus.

* Yohanes 1:14
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

NKJV : And the Word became flesh and dwelt among us, and we beheld His glory, the glory as of the only begotten of the Father, full of grace and truth.

TR : kai o logos sarx egeneto kai eskênôsen en êmin kai etheasametha tên doxan autou doxan ôs monogenous para patros plêrês charitos kai alêtheias

Interlinear : kai {AND} o {THE} logos {WORD} sarx {FLESH} egeneto {BECAME,} kai {AND} eskênôsen {TABERNACLED} en {AMONG} êmin {US,} kai {(AND} etheasametha tên {WE DISCERNED} doxan autou {HIS GLORY,} doxan {A GLORY} ôs {AS} monogenous {OF AN ONLY BEGOTTEN} para {WITH} patros {A FATHER,} plêrês {FULL} charitos {OF GRACE} kai {AND} alêtheias {TRUTH.}

Firman itu menjadi ‘daging’ (harfiah) LAI menterjemahkannya ‘manusia’.

-----------------------

II ASAL DARI AJARAN ITU

Pernyataan yang begitu tegas bila dipertimbangkan secara abstrak dengan latar belakang monoteisme PL. Nampaknya hal tersebut adalah penghujatan atau omong-kosong yang keterlaluan. Demikianlah kalangan Yudaisme Ortodox memandang kepercayaan Kristiani ini, dimana berarti Pencipta ilahi itu menjadi salah satu dari ciptaanNya sendiri, yang pada pandangan pertama merupakan melulu omong-kosong.

Dari mana datangnya keyakinan yang mendasari pernyataan Yohanes yang aneh itu? Bagaimana timbulnya kepercayaan gereja perdana bahwa Yesus dari Nazareth adalah Allah yang ber-inkarnasi?

Karena adanya anggapan bahwa ajaran itu tidak timbul dari perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan Yesus sendiri, melainkan yang timbul di kemudian hari, maka telah dicari asalnya dalam spekulasi-spekulasi Yahudi tentang seorang Mesias pra-eksistensi dan supra-alami. Asalnya juga dicari dalam dongeng-dongeng politeisme mengenai dewa-dewa penyelamat yang lazim dalam agama-agama misteri Yunani dan bidat-bidat Gnostik. Tapi sekarang umum diakui, bahwa usaha ini telah gagal: sebabnya ialah perbedaan-perbedaan anatara khayalan Yahudi dan kekafiran pada satu pihak, dan Kristologi PB pada pihak lain, jelas jauh lebih hakiki dan mendalam akarnya daripada persamaan-persamaannya yang dangkal. Penyebab yang kedua ialah bahwa tuntutan atas keilahian ada terkandung dalam ucapan Yesus yang historis itu, yang tidak dapat disangsikan seperti yang diberitakan dalam Injil-Injil Sinoptik, dan bahwa penerima tuntutan ini mendasari kepercayaan dan peribadatan gereja perdana di Palestina, seperti digambarkan dalam pasal-pasal pertama dalam Kisah Para Rasul (historis hakikinya sekarang jarang diperdebatkan).

Satu-satunya keterangan yang mencakup fakta-fakta itu ialah bahwa pengaruh kuat dari hidup Yesus sendiri, pelayananNya, kematianNya dan kebangkitanNya pribadi, dan itupun sebelum Dia naik ke Sorga. Keterangan ini demikian gamblang diberikan Injil ke-empat “Tuhanku (o kurios) dan Allahku (o theos)” :

* Yohanes 20:28
Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!"

TR : kai apekrithê o thômas kai eipen autô o kurios mou kai o theos mou

Interlinear : kai {AND} apekrithê o {ANSWERED} thômas {THOMAS} kai {AND} eipen {SAID} autô {TO HIM,} o kurios mou {MY LORD} kai o {AND} theos mou {MY GOD.}

Sejajar dengan ayat diatas Kisah Para Rasul mengatakan bahwa orang-orang Kristen pertama berdoa kepada Yesus sebagai Tuhan (Kisah 7:59), dan ini sebelum Pentakosta (Kisah 1:21; ‘Tuhan’ yang memilih para rasul, tentu adalah ‘Tuhan Yesus’ dari ayat 21, bandingkan dengan ayat 3); Bahwa Tuhan mulai dari hari Pentakosta mereka membabtis dalam namaNya (Kisah 2:38; 8:16; 19:5); Bahwa mereka memohon dan percaya akan namaNya (artinya akan Dia sendiri Kisah 3:16; 9:14; 22:16 bandingkan dengan 16:31); dan bahwa mereka menyatakan Dia sebagai ‘Yang’ memberikan pertobatan dan ke-ampunan dosa (Kisah 5:31).

Semuanya ini memperlihatkan bahwa, biarpun keilahian Yesus pada permulaan tidak mencolok dinyatakan dalam kata-kata, namun ajaran itu adalah sebagian dari kepercayaan, dengan mana umat Kristen mula-mula hidup dan berdoa Lex orandi lex credendi (orang berdoa sesuai kepercayaannya). Rumusan teologis dari kepercayaan mengenai inkarnasi timbul di kemudian hari, namun sudah dari mulanya ada dalam gereja/ jemaat mula-mula.

-----------------------

III. PENDIRIAN PENULIS-PENULIS PERJANJIAN BARU (PB)

Adalah penting mencatat sifat dan pemikiran PB tentang inkarnasi, teristimewa sajian Paulus, Yohanes dan penulis Ibrani, yang membahas pokok itu agak lengkap. Penulis-penulis PB tidak mencatat ihwal metafisik yang terkait dengan kebagaimanaan inkarnasi, namun hal ihwal psikologis tentang keadaan inkarnasi itu yang begitu penting dalam diskusi Kristologis sejak abad ke-4. Perhatian mereka atas pribadi Yesus bukanlah filosofis dan spekulatif, melainkan religius dan injili. Mereka berbicara tentang Kristus, bukan sebagai ihwal metafisik, melainkan sebagai Juruselamat yang ilahi; dan semua yang mereka katakan tentang pribadi Kristus adalah didorong oleh keinginan untuk memuliakan Dia dengan mempertunjukkan karyaNya dan mempertahankan kedudukanNya sebagai pusat dari tujuan penyelamatan Allah. Mereka menyatakan inkarnasi itu sebagai fakta, salah satu dari rangkaian karya dasyat, dimana Allah menciptakan penyelamatan bagi orang-orang berdosa. Penulis-penulis PB menerangkan inkarnasi dengan maksud memperlihatkan betapa Allah secara keseluruhan menyelamatkan manusia (baca di Roma 8:3; Filipi 2:6-11; Kolose 1:13-22; Yohanes 1:18; 1 Yohanes 1:1 – 2:2; dan ulasan pokok dalam Ibrani 1-2; 4:14 – 5:10; Ibrani 7:1 – 10:18 ).

Kemandirian pokok perhatian ‘injili’ ini memberikan terang tanpa memberikan teka-teki. Bahwa PB tidak pernah menganggap kelahiran Yesus dari seorang dara merupakan bukti perpaduan keilahian dan kemanusiaan pribadiNya – suatu jalan pemikiran yang banyak diselidiki oleh ahli teologi di kemudian hari. Kehadiran Yesus dari seorang dara diberitakan oleh Matius dan Lukas. Masing-masing memberi penekanan bukan kepada kepribadian khas dari Orang yang lahir secara mujizat demikian, melainkan kepada fakta, bahwa dengan kelahiran secara mujizat ini, Allah mulai menggenapi recanaNya yang telah lama dinubuatkan, yaitu mengunjungi dan membebaskan umatNya :

* Matius 1:21
Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.

TR : texetai de uion kai kaleseis to onoma autou iêsoun autos gar sôsei ton laon autou apo tôn amartiôn autôn

bnd Lukas 1:31, 68-75; 1:10, 29-32). Satu-satunya makna asasi yang dilihat oleh mereka secara mencolok.

Spekulasi dari Duns Scotus, yang dipopulerkan oleh Wescott, bahwa makna utama inkarnasi adalah menyempurnaan ciptaan, sedangkan tujuan melepaskan orang-orang berdosa hanyalah masalah kedua, dan secara kebetulan pendapat ini sama sekali tidak mendapat dukungan dari PB.

Penulis-penulis rasuli melihat jelas bahwa keilahian dan kemanusiaan Yesus – kedua-duanya – adalah hakiki dalam karya penyelamatanNya. Mereka menyatakan bahwa hanya karena Yesus adalah Allah, yang dalam inkarnasiNya mendapat gelar Anak Allah itu (http://sarapanpagi.6.forumer.com/viewtopic.php?p=1013#1013), telah menyatakan pikiran dan hati Bapa kita yang sempurna :

* Yohanes 1:18
Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya

TR : theon oudeis eôraken pôpote o monogenês uios o ôn eis ton kolpon tou patros ekeinos exêgêsato

(baca pula Yohanes 14:7-10; Ibrani 1:1)

Dan kematianNya sebagai bukti tertinggi dari kasih Allah terhadap orang berdosa dan pernyataan perkenan Allah untuk memberkati orang-orang percaya

* Yohanes 3:16
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

TR : outôs gar êgapêsen o theos ton kosmon ôste ton uion autou ton monogenê edôken ina pas o pisteuôn eis auton mê apolêtai all echê zôên aiônion

Interlinear : outôs gar {FOR SO} êgapêsen o {LOVED} theos {GOD} ton {THE} kosmon {WORLD} ôste ton {THAT} uion autou {HIS SON} ton {THE} monogenê {ONLY BEGOTTEN} edôken {HE GAVE,} ina {THAT} pas {EVERYONE} o {WHO} pisteuôn {BELIEVES} eis {ON} auton mê {HIM} apolêtai {MAY NOT PERISH,} all {BUT} echê {MAY HAVE} zôên {LIFE} aiônion {ETERNAL.}

(Baca pula Roma 5:5-10; 8:32; 1 Yohanes 4:8-10).

Mereka menyadari bahwa keilahian Yesus yang ber-gelar ‘Anah Allah’ dalam pelayananNya sebagai manusia, adalah jaminan atas masa lalu yang tiada akhirnya, kesempurnaanNya sebagai manusia yang tidak tercemar oleh dosa, pelayananNya yang tanpa batas sebagai Imam Besar (Ibrani 7:3, 16, 24-28 ). Mereka tahu bahwa karena sifat keilahianNya, maka Ia mampu dan melucuti iblis ‘yang berkuasa atas maut’ dan yang menahan orang-orang berdosa dalam keadaan budak-dosa tanpa daya (Ibrani 2:14 dab Wahyu 20:1 dab Markus 3:27; Lukas 10:17 dab Yohanes 12:31 dab 16:11).

Di pihak lain mereka juga melihat bahwa Allah perlu menjadi ‘manusia’, karena hanya dengan jalan demikianlah Ia mengambil tempat sebagai ‘perantara’ sehingga – melalui Dia – Allah dapat memulihkan hubunganNya dengan manusia :

* 1 Korintus 15:21,4715:21 Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia.

TR : epeidê gar di anthrôpou o thanatos kai di anthrôpou anastasis nekrôn

15:47 Manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani, manusia kedua berasal dari sorga

TR : o prôtos anthrôpos ek gês choikos o deuteros anthrôpos o kurios ex ouranou

* Roma 5:15-195:15
Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus.

TR : all ouch ôs to paraptôma outôs kai to charisma ei gar tô tou enos paraptômati oi polloi apethanon pollô mallon ê charis tou theou kai ê dôrea en chariti tê tou enos anthrôpou iêsou christou eis tous pollous eperisseusen

5:16 Dan kasih karunia tidak berimbangan dengan dosa satu orang. Sebab penghakiman atas satu pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman, tetapi penganugerahan karunia atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran.

TR : kai ouch ôs di enos amartêsantos to dôrêma to men gar krima ex enos eis katakrima to de charisma ek pollôn paraptômatôn eis dikaiôma

5:17 Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus.

TR : ei gar tô tou enos paraptômati o thanatos ebasileusen dia tou enos pollô mallon oi tên perisseian tês charitos kai tês dôreas tês dikaiosunês lambanontes en zôê basileusousin dia tou enos iêsou christou

5:18 Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup.

TR : ara oun ôs di enos paraptômatos eis pantas anthrôpous eis katakrima outôs kai di enos dikaiômatos eis pantas anthrôpous eis dikaiôsin zôês

5:19 Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar.

TR : ôsper gar dia tês parakoês tou enos anthrôpou amartôloi katestathêsan oi polloi outôs kai dia tês upakoês tou enos dikaioi katastathêsontai oi polloi

Hanya dengan jalan demikian Ia dapat mengantarai Allah dan manusia :

* 1 Timotius 2:5
Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus

TR : eis gar theos eis kai mesitês theou kai anthrôpôn anthrôpos christos iêsous

Dan hanya dengan jalan demikian Ia dapat mati untuk dosa-dosa, sebab hanya manusia dapat mati. Karena itu PB dapat menampik segala tuduhan dan ajaran yang menyangkal (://sarapanpagi.6.forumer.com/viewtopic.php?p=12#12) Yesus Kristus sungguh sungguh Allah dan sungguh-sungguh Manusia, sehingga Ia- pun bergelar Anak Manusia (://sarapanpagi.6.forumer.com/viewtopic.php?p=17#17).

PB dengan jelas menyatakan tuduhan dan ajaran yang menyangkal Yesus tersebut (Ajaran Kristologi doketis, yakni ajaran ‘Cerinthus’ yang menyangkal ‘kemanusiaan Kristus’) baca 1 Yohanes 4:2 dan 1 Yohanes 5:6. Yohanes mencela keras hal tersebut dalam kedua surat kirimannya sebagai kesesatan yang mengakibatkan kematian, yang berasal dari roh-antikristus, suaru penyangkalan keji baik kepada Bapa maupun Anak (1 Yohanes 2 :22-25; 4:1-6; 5:5-12; 2 Yohanes 7:9). Biasanya orang beranggapan bahwa penekanan Injil Yohanes mengenai realitas pengalaman Yesus tentang kefanaan manusiawi (Ia bisa capek Yohanes 4:6; haus 4:7; 19:28, meneteskan air mata 11:33 dst) hal ini bertujuan membasmi kesesatan doketis yang sama, sampai ke akar-akarnya.

~ AP ~