Miskin Tetapi Kaya
Dan anggaplah sebagai suatu kehormatan untuk hidup tenang, untuk mengurus persoalan-persoalan sendiri dan bekerja dengan tangan, seperti yang telah kami pesankan kepadamu,
I Tesalonika 4:11
Ada seorang pemuda yang merasa dirinya tidak beruntung. Suatu hari ia duduk termenung di pinggir jalan, "kenapa nasib saya begitu jelek, dilahirkan di keluarga miskin dan tidak berpendidikan?" Kebetulan ada seorang kakek lewat dan melihat pemuda itu duduk termenung. Kakaek itu pun bertanya padanya, "Anak muda, kenapa kamu tampak sedih dan tidak bersemangat?" Si pemuda menjawab, "Saya tidak mengerti kenapa saya begitu miskin?" Mendengar keluhan itu, si kakek dengan bijak berkata, "Miskin? Kamu tidak miskin, bahkan sangat kaya." Pemuda itu tercengang, "Kaya? Apanya yang kaya? Untuk makan 3 kali sehari saja susah."
"Begini nak, bagaimana jika satu tanganmu kakek beli seharga 100 ons perak?" tanya si kakek. "Tentu tidak." jawab si pemuda. "Kalau 300 ons perak, maukah kamu menjualnya kepada kakek?" Si pemuda menjawab dengan tegas, "Tentu saja tidak." Kemudian si kakek memberi nasehat, "Nah, itulah kekayaanmu yang sesungguhnya, belum lagi di hitung nilai kedua kakimu, kesehatan dan umurmu. Kakek pikir jika semuanya dijumlahkan pasti mencapai jumlah yang luar biasa besar. Gunakanlah 'aset' tersebut untuk bekerja, mengolah sesuatu menjadi berharga." Nasehat yang bijak itu membuat pemuda tersebut sadar dan semangatnya bangkit kembali. Ia menyadari bahwa Tuhan telah memberinya 'kekayaan' yang dapat dikembangkan menjadi aset-aset yang berguna. Sejak hari itu ia mulai bekerja sekuat tenaga setiap harinya.
Sadarilah bahwa selama kita mempunyai 'modal' dalam hidup kita, seperti tangan, kaki, kesehatan, semangat hidup dan akal budi, maka kita bisa mencapai sukses, asalkan kita mau membayar harga dengan bekerja keras untuk mengembangkannya. (AP)
Tuhan tidak pernah menaruh seseorang di tempat yang terlalu kecil untuk bertumbuh (John C. Maxwell)
~ BOM.Com ~