Kesombongan

Daniel 4:1-37


Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan. - Amsal 16:18


Ketika petinju Muhammad Ali sedang berada di puncak ketenarannya, ia berpergian dengan naik sebuah pesawat. Ketika hendak take-off, seorang pramugari mengingatkannya untuk mengenakan sabuk pengaman. Muh. Ali menjadi dengan lantang dan sombongnya menjawab, “Superman tidak perlu sabuk pengaman.” Dengan cepat sang pramugari menjawab, “Superman juga tak perlu naik pesawat terbang.” Lalu Muh. Ali segera memasang sabuk pengaman.

Begitu mudah bagi seseorang yang memiliki kelebihan untuk terperangkap dalam kesombongan, khususnya ketika dia merasa lebih tinggi dari orang lain. Pada saat yang sama, ia akan merasa minder dan rendah diri ketika berhadapan dengan seseorang yang memiliki level lebih tinggi dari dirinya. Inilah yang dalam bahasa psikologi disebut dengan distorsi self-image.

Bagaimana cara pandang yang benar, supaya kita tidak terjebak dalam kesombongan tapi juga tidak terjebak dengan perasaan rendah diri? Lihatlah diri kita sebagaimana Tuhan melihat kita. Tuhan melihat kita sebagai ciptaan yang berharga, maka hargailah diri kita. Demikian juga tanpa Tuhan kita bukanlah apa-apa dan bukan siapa-siapa, itu sebabnya kita tidak boleh sombong dan bermegah diri.

Kesombongan adalah awal kehancuran! Menara Babel berakhir dengan kekacauan pada saat muncul kesombongan. Nebukadnezar direndahkan begitu rupa akibat sombong dan bermegah diri. Marilah kita jaga hati agar tidak terjebak dalam kesombongan. Ketika perusahaan kita berkembang pesat. Ketika jabatan kita mendapat promosi. Ketika prestasi kita menjadi perbincangan banyak orang. Ketika seseorang menyampaikan kekagumannya kepada kita. Hendaklah kita hati-hati dan tidak buru-buru menganggap diri kita Superman! Jangan biarkan semua hal tersebut membuat kita sombong, sebab saat kita sombong kita sedang menuju ke dalam kehancuran.

Tidak ada orang sombong yang bisa bertahan lama.


~ Spirit ~




AddThis Social Bookmark Button