Ketidakadilan
Bacaan : Mazmur 9
Tetapi TUHAN bersemayam untuk selama-lamanya, takhta-Nya didirikan-Nya untuk menjalankan penghakiman.
Dialah yang menghakimi dunia dengan keadilan dan mengadili bangsa-bangsa dengan kebenaran.
Ketidak-adilan. Di mana ada tempat yang adil? Bahkan orang yang dekat, mungkin orang tua kita sendiri, pernah bersikap tidak adil. Mungkin, malah lebih sering tidak bersikap tidak adil dan berstandar ganda. Ah, seandainya saja nasehat yang diberikan juga mereka lakukan sendiri! Ah, seandainya saja kita lebih gesit, lebih langsing, lebih pandai, lebih cantik, lebih tampan, lebih banyak uang... Nampaknya justru orang-orang jahat yang licik, yang menjadi musuh, justrulebih berbahagia dan lengkap hidupnya. Betapa bodohnya bersikap benar, adil, jujur, seolah-olah sedang melakukan hal yang sesuai dengan cerita kanak-kanak, berkhayal tentang dunia yang 'bermoral' di mana semuanya 'hidup bahagia selama-lamanya'. Di mana ada dunia yang semacam itu?
Karena dunia nyata ini tidak aman dan tidak adil, pada akhirnya orang dunia belajar untuk melindungi diri sendiri -- kalau perlu memakan orang lain, bahkan teman lama -- untuk mendapatkan keuntungan. Tapi, kita tidak seperti itu, bukan? Kita mau jadi anak-anak TUHAN! Betapa pahitnya dan sedihnya ditipu, diperdaya, dianiaya, dan/atau dimakan teman sendiri. Namun kita tidak membalas, walau dengan hati heran kita melihat hidup orang fasik itu tetap saja tenteram dan penuh kesenangan. Kapan TUHAN membalas? Itulah yang dialami pemazmur. Ia tidak mengingkari sukacita yang timbul ketika melihat bahwa TUHAN tidak tinggal diam, karena Takhta-Nya berdiri untuk menjalankan penghakiman.
Pagi ini, bersama pemazmur kita mengingat bahwa TUHAN kelak menjadi hakim atas segala manusia. Ia menghakimi dunia dengan keadilan, membawa kembali keadilan mutlak yang tidak dapat digoyahkan manusia. Dia menghakimi bangsa-bangsa dengan kebenaran, suatu standar yang kokoh dan absolut, yang benar di segala tempat dan di setiap situasi. Bersama Daud kita melihat bagaimana penghakiman itu mengembalikan semua hak yang dirampas, juga menghukum semua orang fasik pelaku kejahatan. TUHAN tidak pernah mengabaikan jeritan kesakitan orang yang dianiaya, Dia mendengar seruan anak manusia yang berharap kepada-Nya. Pembalasan adalah hak Tuhan, demikian Firman-Nya, yang akan dijalankan-Nya pada waktu-Nya.
Bersukacitalah, karena Tuhan kita tidak tinggal diam, Dialah yang menegakkan keadilan di dunia ciptaan-Nya! Terpujilah TUHAN!
Salam kasih,
Donny
~ Milis-renungan sehari ~