Renungan Pagi (765)
Yoh 10:11-12 Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.
Ada satu kebenaran yang diketahui secara umum tentang pekerjaan: pekerja yang baik adalah pekerja yang memakai hatinya. Orang bisa menjadi sangat berpengetahuan dan terlatih untuk mengerjakan sesuatu, di mana dalam jangka pendek dapat memberikan prestasi yang hebat. Tetapi, hanya orang yang memiliki hati bersungguh-sungguh yang bertahan dalam jangka panjang. Hati yang bersungguh-sungguh akan memberi sebelum meminta. Ia akan membela sebelum dilindungi. Ia terus berharap, bahkan di saat badai kesulitan dan ancaman datang menerpa. Bagi orang yang pandai, ia maju dengan memanfaatkan peluang dan kondisi; meninggalkan situasi yang buruk dan masuk ke situasi yang lebih baik. Bagi orang yang berhati sungguh, ia tetap setia dan memelihara di kala situasinya nyaris tanpa pengharapan.
Menjadi gembala juga merupakan suatu pekerjaan. Di masa Tuhan Yesus, gembala adalah pekerjaan yang rendah, tidak dihargai. Para pekerjanya tidak dianggap perlu dibayar tinggi, apalagi mengagumkan. Padahal, menggembalakan domba tidak mudah, juga beresiko. Mereka harus mengurus segala kebutuhan kawanan domba; rumput, air, dan perawatan. Mereka harus menghadapi persaingan antar gembala, memperebutkan lahan penggembalaan. Mereka harus menghadapi serigala buas yang sekali-sekali menyerang -- serigala tidak menyerang sendirian, melainkan menjadi suatu gerombolan serigala yang ganas. Maka, gembala yang baik pada akhirnya adalah pemilik dari domba-domba, bukan orang upahan. Gembala yang memberikan hati, bukan untuk mendapat penghasilan.
Tuhan Yesus adalah Pemilik domba, yaitu kita, umat-Nya. Adakah Tuhan mengharapkan upah, atau pujian, atau pamrih? Tidak, Ia memberikan nyawa-Nya karena kita adalah milik-Nya. Ukuran-Nya bukan tentang manfaat atau keuntungan, melainkan hati yang bersungguh-sungguh. Tuhan Yesus bersungguh-sungguh atas kehidupan kita, bahkan lebih daripada kesungguhan kita sendiri menjalani hidup. Domba yang bodoh dan nakal kadang terperosok di pinggiran jurang (dan tidak peduli), dan betapa Sang Gembala pemilik domba ini turun hingga ke tempat terendah dengan memberikan nyawa-Nya sendiri! Pagi ini, adakah kita tetap berkumpul dalam kawanan domba-Nya? Bertekunlah dalam kesetiaan mengikuti-Nya, karena Dia adalah Gembala yang baik.
Di dunia ini ada banyak kumpulan domba dengan banyak gembala, tapi hanya Yesus Kristus saja Pemilik yang menggembalakan sendiri domba-Nya, Gembala yang baik yang memberikan nyawa-Nya. Terpujilah TUHAN!
Salam kasih,
Donny
~ Milis - renungan-sehari ~