Umat Kristen Diserang di Bandung

Bukan Kasus Pertama

Polisi dan tentara ada, begitu juga ketua RTnya. Cuma, mereka ternyata tidak berbuat apa-apa, sementara massa yang menyebut diri anggota Aliansi Gerakan Anti-Pemurtadan (AGAP) mengacak-acak rumah dan memukuli isteri pendeta. Itulah yang dialami jemaat Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA) di Soreang, Bandung Ahad (03/06). Kejadian ini tidak boleh menjadi preseden buruk tentang peribadahan di Indonesia, tegas Pdt. Simon Timorason. Ikutilah keterangan Ketua Forum Komunikasi Kristiani Jawa Barat ini kepada Radio Nederland usai melapor ke polres Senin (04/06).

56 orang AGAP

Simon Timorason [ST]: 'Pada saat itu sedang dilakukan pembinaan anak-anak sekolah Minggu. Pada saat lagi terjadi pembinaan datang sekelompok massa dari Aliansi Gerakan Anti Pemurtadan (AGAP) berjumlah kurang lebih 56 orang. Dan mereka masuk ke dalam rumah, kemudian mengacak-acak tempat, anak-anak mengalami trauma, karena begitu jumlah massa yang cukup lumayan. Dan kemudian mereka mengobrak-abrik rumah pendeta dan kepala ibu pendeta dipukul. Dan Al Kitab juga diambil, dibanting, gambar-gambar Yesus dibanting. Dan ada satu anak remaja yang ditendang. Dan anak remaja itu disuruh meludahi Al Kitab dan kemudian disuruh menyangkal akan Yesus, iman dan kepercayaan anak itu. Tapi anak kecil tersebut tidak mau.

'Hari ini kami ada pertemuan di polres Bandung dan diadakan pembicaraan-pembicaraan. Ibu yang kena pukul sudah melaporkan ke kepolisian buat berita acara dan sudah dibuatkan visum dokter juga. Mereka melakukan tuntutan supaya diambil tindakan hukum atas kejadian ini.'

Aparat hanya menyaksikan saja
Radio Nederland Wereldomroep [RNW]: 'Waktu kejadian hari Minggu itu, apakah tidak ada yang menghubungi petugas keamanan?'

ST: 'Waktu kejadian itu aparat kepolisian ada. Baik aparat militer juga ada. Dan aparat desa juga ada. Tapi mereka tidak melakukan suatu tindakan pencegahan. Mereka hanya menyaksikan saja. RT juga yang mengadukan masalah ini.'

Bukan pertama kali
RNW: 'Tadi anda menyebut respon polres baik, tapi apakah anda juga optimis ini akan ditindaklanjuti?'

ST: 'Saya berharap itu. Karena kami tidak akan tinggal diam. Karena kasus ini bukan kasus pertama. Kasus ini sudah terjadi berulang-ulang terjadi di kota Bandung dan Jawa Barat. Kami tidak mau ini dipetieskan. Kamu juga sudah bicara dengan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama. Sesuai dengan peraturan bersama menteri yang baru (yang sudah berlaku,red) satu tahun itu, kami minta ini ditindaklanjuti.
Mungkin akan ada pertemuan kembali hari Kamis, tapi kami tidak mau upaya perdamaian musyawarah kalau tanpa ada keputusan yang pasti bahwa ibadah harus berlangsung terus. Tidak bisa ibadah dilarang. Soal tempat kita akan bisa atur bagaimana proses pengurusan ijin. Karena proses pengurusan ijin tidak semudah apa yang dibayangkan dalam peraturan menteri itu.'

~ Radio Nederland Wereldomroep ~


AddThis Social Bookmark Button