Minggu ke-3, Hari 17 MENGIKUTI GAYA HIDUP YESUS

Seorang guru Bahasa Inggris bertanya kepada murid pindahan yang duduk di kelas III, sang murid (Morten, namanya) baru 2 minggu belajar di sekolah itu. Sebelumnya, Morten belajar di Belanda, mengikuti kedua orang tuanya yang bertugas di Negeri Kincir Angin tersebut.

Dengan maksud ingin menunjukan kemapuan bahas Belanda Morten kepada teman-temannya, sang guru pun mengajukan serangkaian pertanyaan :

Guru : Morten, apa bahasa Belanda-nya makan ?
Morten : Iten Bu Guru
Guru : Kalau begitu, apa bahasa Belanda-nya minum ?
Morten : Drinken Bu Guru
Guru : Kalau makan tanpa minum, apa dong ?
Morten : Iten zonder drinken jadinya kesereten... Bu Guru
Guru : Kamu belajar di Belanda apa Jogja sih ?????

Meskipun Morten lama tinggal di Belanda, penghayatannya terhadap Bahasa Belanda kurang memadai. Seringkali, kita pun merasa bahwa hidup kita sudah seperti Kristus. Sebetulnya, orang lainlah yang bisa menilainya secara objektif. Kualitas rohani kita tidak ditentukan oleh lamanya menjadi orang Kristen! Tolok ukurnya adalah intensitas pengenalan pribadi kita dengan Tuhan.

Ayat Renungan : 1 Yohanes 2:6, Yohanes 14:10-12

M1 MENERIMA
Berdoalah agar kita dapat memahami Firman tuhan yang kita renungkan hari ini.

M2 MERENUNGKAN
1. Apakah kita berada di dalam Kristus, hal apakah yang wajib kita lakukan (1 Yoh 2:6) ?

2. Bagaimana cara Yesus hidup dan bekerja (Yoh 14:10-11) ?

3. Bagaimana kita harus hidup dan bekerja (Yoh 14:12) ?

4. Apa yang Yesus janjikan dan itu bisa kita lakukan bila kita percaya kepada-Nya (Yoh 14:12b) ?

PENGAJARAN

Firman Tuhan di dalam 1 Yohanes 2:6 menuliskan bahwa kita wajib hidup seperti Kristus hidup. Di dalam bahasa Inggris, disebutkan bahwa Tuhan rindu agar kita berjalan seperti Yesus berjalan di dalam dunia ini. Itu berarti kita harus meniru "gaya hidup Yesus". Apa yang harus kita tiru ? Salah satu gaya hidup Yesus adalah intim dengan Bapa-Nya dan Dia selalu berkomunikasi dengan Bapa-Nya. Ketika Yesus intim dengan Bapa-Nya, hal-hal yang dikerjakan oleh Yesus adalah apa yang dikerjakan oleh Bapa-Nya melalui diri-Nya.

Bagaimana dengan kita ? Agar seseorang dapat menjadi serupa dengan gurunya, ia harus menyediakan waktu sebanyak-banyaknya untuk belajar dan tatap muka dengan gurunya. Untuk menjadi serupa dengan Kristus (berkualitas rohani seperti Yesus), kita perlu ber-Tatap Muka dengan Yesus. Kita tidak cukup bertemu dengan Dia hanya 5 menit dalam sehari. Perjumpaan selam 2 jam dalam kebaktian di hari Minggu juga belum cukup.

Kita justru perlu melakukan "dialog"/"hubungan intim" dengan Tuhan secara terus-menerus (24 jam sehari). Di mana pun kita berada, apa pun yang sedang kita lakukan, bagaimanapun kondisi kita, kita tetap dapat berhubungan intim dengan Tuhan. Jika kita membangun hubungan intim dengan Tuhan terus-menerus, apa yang kita kerjakan adalah apa yang Allah mampukan bagi kita sehingga kita sanggup melakukannya.

Jangan heran bila tiba-tiba kita dapat melakukan banyak hal yang sesungguhnya tidak sanggup kita lakukan. Itu bisa terjadi karena Tuhan yang mengerjakannya melalui hidup kita ! Bahkan, bila kita terus intim dengan Bapa, Yesus berkata bahwa kita dapat melakukan hal-hal yang lebih besar.

Sudhakah kita membangun hubungan intim secara terus-menerus dengan Bapa di sorga ? Mari kita berkomitmen untuk melakukannya sejak saat ini !

M3 MELAKUKAN
1. Tuliskan bagaimana Anda dapat berhubungan intim dengan Tuhan 24 jam dalam satu hari, ketika Anda sedang melakukan tugas sehari-hari (belajar, bekerja, dsb) ?

2. Lakukan rencana Anda tersebut !

M4 MEMBAGIKAN
Kepada siapakah Anda akan menceritakan berkat-berkat yang Anda terima dari saat teduh hari ini ?

Sumber :
Judul buku : Menerobos Sorga Dengan Cinta
49 Hari membangun keintiman dengan Bapa untuk mendapatkan Firman yang menghidupkan dan menyembuhkan.
Penulis : Pdt. Ir. Yonathan Wiryohadi
Kontibutor : Pdt. Bram Soei Ndoen, Illyana Widodo, Ponco Sulistyo
Diterbitkan oleh : WTC Media, Mei 2007



AddThis Social Bookmark Button