Minggu ke-4, Hari 25 TELINGA YANG MEMPERHATIKAN

Andy baru saja naik ke kelas 3 SMP dan dia ingin mendapatkan sepatu baru. Setiap pagi dia bersaat teduh dan berdoa dengan suara keras, “Tuhan, beri aku sepatu baru hari ini!” selama satu minggu, dia terus berdoa dengan suara kencang, dan ini membuat sang mama mengeluh. Mamanya pun menegur, “Andy, kamu gak usah doa keras-keras kayak gitu. Tuhan pasti dengar doa kamu!” Andy segera menjawabnya, “Tuhan pasti mendengar ya Ma…Mama aja yang tidak pernah mendengarnya!” Mama, “Hm-mm.!!!???”

Esensinya, berharap kepada Tuhan lebih efektif daripada berharap kepada manusia, bahkan terhadap orang yang terdekat sekalipun. Terus intim dengan Tuhan karena telinga Tuhan tidak kurang peka untuk mendengarkan doa kita.

Ayat Renungan : Amsal 4:20, Yohanes 10:1-14

M1 MENERIMA
Berdoalah agar kita dapat memahami Firman Tuhan yang kita renungkan hari ini.

M2 MERENUNGKAN
1. Sikap apakah yang Tuhan inginkan bagi anak-Nya saat mendengarkan Firman Tuhan (Ams 4:20) ?

2. Jaminan apakah yang Tuhan berikan kepada kita sebagai domba-domba-Nya (Yoh 10:3-4, 27) ?

3. Apa yang dilakukan domba setelah ia mendengar suara gembalanya (Yohanes 10:3-4) ?

4. Sebagai domba, apa akibatnya bila kita tidak memiliki telinga yang mendengar dan tidak mengikuti gembala (Yohanes 10:10b) ?

PENGAJARAN

Tuhan ingin agar kita memperhatikan dan mengarahkan telinga kita kepada perkataan Tuhan. Tuhan ingin agar kita memiliki “telinga yang memperhatikan” karena Tuhan ingin berbicara banyak kepada kita. Seringkali, kita tidak dapat mendengar suara Tuhan ketika Tuhan berbicara kepada kita. Penyebabnya, telinga kita bukan”telinga yang memperhatikan”

Dalam Wahyu 2 dan 3, beberapa kali Tuhan menegur agar kita memiliki telinga yang memperhatikan. “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar…” Bagaimana caranya agar kita dapat memiliki telinga yang memperhatikan ?

Memperhatikan Firman Tuhan berarti kita terus-menerus mendengarkan Firman-Nya, lebih dari sekedar mendengarkan sekali atau dua kali. Jika kita membuka telinga kita kepada perkataan Firman Tuhan terus-menerus, berarti kita MENUTUP TELINGA KITA DARI SEMUA PERKATAAN LAIN YANG SIA-SIA. PERKATAAN SIA-SIA BISA BERUSAHA “MERAMPOK” FIRMAN TUHAN DARI KEHIDUPAN KITA, misalnyaketakutan, keragu-raguan, dan ketidakpercayaan.

Kemudian, BILA KITA MENDENGARKAN KHOTBAH, BELAJARLAH UNTUK BERKONSENTASI agar kita dapat menangkap kebenaran Firman Tuhan. Jangan sampai pikiran kita memikirkan hal-hal yang lain sehingga hal itu menyulitkan kita untuk memperhatikan Firman-Nya. Belajarlah untuk selalu MENCATAT KHOTBAH YANG KIT DENGAR agar kita dapat MERENUNGKANNYA KEMBALI.

Miliki waktu saat teduh yang teratur setiap hari dan bangunlah komunikasi yang intim secara terus menerus dengan Bapa kita. Jika kita dekat dengan Bapa, kita dapat mengenal suara Bapa dan kita bisa tahu ketika Bapa berbicara kepada kita karena “domba-domba akan mengenal suara Gembalanya” (Yoh 10:3-4).

Selain melalui khotbah yang disampaikan ataupun nasehat para hamba Tuhan, Tuhan pun dapat berbicara melalui PENGLIHATAN, MIMPI, AUDIBLE VOICE, bahkan Tuhan bisa berbicara melalui MASALAH ATAU PERSOALAN HIDUP YANG KITA HADAPI. Saat kita menghadapi masalah, percayalah bahwa Tuhan tetap berada di tengah-tengah kita, dan itu adalah awal dari mujizat. Itu sebabnya, miliki “telinga yang memperhatikan”!


M3 MELAKUKAN
Tuliskan hal-hal apa yang sudah Anda lakukan dan yang akan mulai Anda lakukan agar Anda memiliki “telinga yang memperhatikan”.

M4 MEMBAGIKAN
Kepada siapakah akan Anda ceritakan berkat-berkat dalam saat teduh hari ini ?



Sumber :
Judul buku : Menerobos Sorga Dengan Cinta
49 Hari membangun keintiman dengan Bapa untuk mendapatkan Firman yang menghidupkan dan menyembuhkan.
Penulis : Pdt. Ir. Yonathan Wiryohadi
Kontibutor : Pdt. Bram Soei Ndoen, Illyana Widodo, Ponco Sulistyo
Diterbitkan oleh : WTC Media, Mei 2007




AddThis Social Bookmark Button