Pimp My Life

Saya suka menonton acara MTV Pimp My Car. Rasanya cuma itu satu-satunya acara MTV yang saya suka, soalnya acara musiknya sudah berbeda aliran dengan kegemaran saya, sedangkan Pimp My Car sama sekali bukan acara musik.

Pada bagian akhir wawancara, peserta akan memohon kepada MTV, “Please MTV, save my car?” Mengapa? Karena dalam acara tersebut, produser akan mencari peserta yang memiliki mobil yang jelek, sudah rongsokkan, butut luar dalam. Biasanya pada body bagian luar catnya sudah kusam, tergores sana sini, penyok-penyok, antena radio patah, bagian logo merek kendaraan patah, kaca jendela yang diganti dengan plastik, kaca spion sudah hilang, ban mobilnya berbeda-beda, pintu yang tidak dapat dibuka, bumper melengkung atau bahkan sudah tidak ada, dan bahkan kadang-kadang ada yang atapnya berlubang karena karat.

Itu baru bagian luarnya lho, mau tahu bagian dalamnya? Baru mau masuk saja Xbizit (si pembawa acaranya) seringkali mengenyitkan hidungnya karena bau busuk dalam kabin. Bagaimana tidak bau? Sampah berserakan, bekas makan siang atau kotak pizza yang sudah berminggu-minggu diletakkan di jok belakang, belum lagi jok yang sudah berlubang-lubang, bahkan copot. Kunci patah, kaca yang hilang menyebabkan ketika mengemudi harus memakai kaca mata bak pilot pesawat generasi pertama. Itu baru bagian pengemudi, sedangkan di bagian penumpang atau bagasi ya sama parahnya, karena umumnya telah berubah menjadi tempat sampah berjalan. Jadi sebenarnya mobil-mobil tersebut hanya karena masih bisa dijalankan saja maka masih disebut mobil. Sebenarnya lebih layak disebut TPS (tempat pembuangan sampah sementara) sebelum akhirnya sampah di dalam mobil itu dibuang bersama mobil-mobilnya sekalian ke TPA (tempat pembuangan akhir).

Oleh Xbizit, mobil peserta kemudian dibawa ke markasnya untuk dipermak habis-habisan. Seringkali hanya bodi dan mesin asli saja yang masih orisinil, tapi terkadang ya sampai bodi mobil pun diganti. Mereka akan mengecat ulang, mengganti ban dan velg, menambahkan aksesoris luar dan dalam, memasang jok baru. Bahkan mereka akan memberikan sentuhan-sentuhan yang sangat disesuaikan dengan pribadi si pemilik mobil. Misalnya karena si pemilik hobby berpetualang, ya ban mobilnya dibuat untuk off-road; atau si pemilik suka musik dan main game, tentu saja pada bagasi ditambahkan meja dan perlengkapan DJ, atau televisi dengan mesin X-Box. Bagi yang hobby menulis, pada gear box bisa dibuka dan menjadi meja lipat lengkap dengan alat tulisnya. Ada monitor, keyboard light touch, lantai kaca dengan tampilan enam monitor di bawahnya, dispenser bahkan alat untuk menyuling air yang lengkap bisa memasukkan ke dalam botol bahkan langsung diberi label dan tutupnya sekalian. Pokoknya, mobil yangtadinya sampah itu, disulap habis sampai pemiliknya sendiri tidak akan mengenalinya sebagai mobilnya yang mula-mula. Mobil mereka benar-benar unik, very limited edition karena hanya ada satu-satunya di dunia yang disesuaikan dengan kepribadian si pemilik. Dan untuk semua hal tersebut, si pemilik tidak perlu membayar satu sen pun meskipun biaya memperbaiki dan mengisi dengan aksesori tersebut sampai seratus kali lipat harga mobil tersebut.

Tiba-tiba Roh Kudus bilang begini, “Itulah yang terjadi dengan anak-anak Tuhan yang dipilih. Aku mengganti mereka menjadi alat yang sangat unik, spesial, limited edition, hanya ada satu-satunya masing-masing di dunia ini, dan semuanya gratis meskipun Aku membayar dengan harga yang sangat mahal yaitu Anak-Ku yang Ku kasihi.”

Saya termangu-mangu mendengar perkataan Roh Kudus. Benar sekali. Kita mestinya juga sudah layak dibuang ke TPA (neraka) karena hidup kita yang tidak layak dihadapan-Nya. Kita cuma masih disebut orang kristen karena kita masih ke gereja dan ikut pelayanan tetapi toh seringkali tidak hidup menjadi pelaku Firman yang setia. Namun, karena Tuhan begitu mengasihi kita maka kita dipilih untuk diperbaiki, dibentuk ulang, diberikan aksesori yang semuanya unik dan disesuaikan dengan kehendak pemiliknya (yaitu Tuhan Allah sendiri). Tuhan pun punya acara MTV di Surga, Pimp My Life. So please God, save my life!

By Thomas

~ Milis ~