Menjadi Garam
Karena ingatlah ini baik-baik: tidak ada orang sundal, orang cemar atau orang serakah, artinya penyembah berhala, yang mendapat bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah.
Efesus 5:5
Seringkali kita kurang menghargai garam, karena memang harganya murah dan kita juga hanya memerlukan secukupnya. Pada zaman Yesus hidup di Palestina sekitar 20 abad silam, garam menjadi pengawet utama. Sebagai umat Allah, kita dirancang untuk berfungsi seperti garam yang merupakan agen pengawet di tengah-tengah dunia yang sedang hancur dan busuk karena dosa. Yesus pernah berkata kepada mereka yang menjadi pengikut-Nya, "Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain" (Markus 5:50). Sebagai garam buatan sorga, kita hendaknya berkata kepada diri sendiri apakah kita mempunyai hubungan yang benar dengan Allah, atau kehadiran kita tidak memiliki kuasa untuk menggarami, mengawetkan atau memberikan kemajuan bagi sesama kita ?
Masalahnya, bagaimana kita menguji "rasa asin" dalam hidup kita? Salah satu caranya ialah kita dapat memulai dengan melihat keluarga kita, apakah kita melindungi keluarga kita pengaruh-pengaruh lingkungan yang merusak di sekitar kita? Kemudian kita dapat melihat gereja kita, apakah kita menggarami sesama anggota jemaat atau masyarakat dengan meraih kesempatan untuk melayani? Dan di tempat kerja kita, apakah kita menjadi orang Kristen yang bersaksi serta menjadi teladan bagi orang lain?
Jangan lupa, kita di panggil untuk menjadi garam Allah, digunakan untuk mempertahankan kebaikan dan kebenaran yang kita rasakan setiap hari. Di tanah air kita ini, uamat Allah yang mengaku selaku pengikut Kristus adalah minoritas, namun lebih sedikit lagi jumlahnya yang benar-benar berfungsisebagai garam Allah di tengah dunia yang bejat ini. Hanya kesaksian hidup kita yang "berisi garam" yang mampu meanarik orang untuk datang kepada Kristus dan menjadi milik-Nya. (EL)
Garam tidak pernah mengproklamirkan dirinya - hanya dapat dirasakan oleh orang lain
~ Jamahan KuasaNya ~