SEMBUH KARENA KASIH KARUNIA

"Sebenarnya secara medis, harapan Ibu untuk bertahan hidup boleh dikatakan tidak ada, hampir tidak mungkin, karena ketahuannya terlambat. Waktu itu masa inkubasi parasit malaria selama 10 hari telah lewat tetapi belum diketahui kalau Ibu menderita malaria. Sebenarnya boleh dikatakan bahwa Ibu disembuhkan, secara mukjizat oleh Tuhan."

Saya Melani Prasetio, istri drg.Bhudi Prasetio, Kolonel purnawirawan Angkatan Laut dan ibu dari tiga anak yang semuanya telah dewasa. Dua diantara mereka telah berkeluarga. Sebagai keluarga Kristen, kami sekeluarga telah lama menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Juru Selamat.

Bulan April dan Mei tahun lalu (th.2001),saya mengalami sakit yang amat berat dan mengalami koma selama 10 hari.

Di dalam keadaan tidak sadar itu, saya mendapat semacam "penglihatan", yaitu saya melihat film mengenai saya sendiri.....

Pada suatu hari saya berada di rumah teman dengan beberapa orang ibu. Kami semua berpakaian adat, dengan kain dan kebaya panjang beludru berwarna hitam dan hiasan kepala serta peniti bros dari emas.

Kami dalam suasana gembira dan hendak bepergian.

Di luar telah menanti dua buah kereta, masing2 dengan 6 ekor kuda yang dilengkapi dengan tutup punggung berwarna hitam dan tali2 berwarna kuning emas, terkesan mewah.

Pemandangan sepanjang jalan sangat indah. Udara nyaman dan sejuk.

Setelah masuk melalui pintu gerbang, kami melihat taman yang sangat luas, sangat indah dan serasi. Kami mengelilingi taman dan melihat2 bunga2 yang berwarna indah. Ditengah taman ada kolam yang sangat besar,dilengkapi dengan air mancur. Banyak ikan berwarna warni, berenang dalam air yang bening dan sejuk.

Disana, sejauh mata memandang dengan hamparan rumput yang hijau,tebal bagaikan permadani yang lembut, saya melihat sebuah istana yang besar,sangat megah dan sangat indah. Dinding2 istana dari marmer,yang memancarkan kilauann putih keemasan karena pantulan sinar matahari yang tidak menyilaukan, tidak panas menyengat,namun hangat.

Saya bermimpi,

Suatu saat, saya berbaring,entah diatas tempat tidur atau mengambang,kira2 40 cm diatas tanah, Saya tidak dapat melihat, semuanya serba gelap, tetapi saya heran,walaupun gelap, saya tidak merasa takut, sebab saya merasa tidak seorang diri, disekitar saya,di dekat saya......ada TUHAN. Saya merasa di dalam pelukan tangan Tuhan Yesus. Saya dilindungi oleh lingkaran tangan yang sangat besar dan dengan jubah kegelapan,saya merasa aman dan nyaman. Saya merasakan Kasih Tuhan, KASIH, yang melampau pengertian saya, yang jauh melebihi kasih seorang ibu kepada anaknya,

Kasih, yang begitu besar, yang rela berkorban sampai mati dan menyelamatkan (jiwa) saya, yang mau membela dan menanggung kesalahan2 dan dosa2 saya serta mengampuninya, yang tidak mendendam dan tidak membalas, Tuhan, yang selalu hadir dan membimbing saya, dengan kesabaran-Nya.....sampai kapanpun,jika saya membutuhkan-Nya. Saya ,yang kecil dan tidak berarti, merasakan Kasih Tuhan, yang tanpa batas,

Saat itu saya sangat terharu, saya jatuh terduduk dan menangis tersedu-sedu. Saya merasa tidak pernah dapat membalas Kasih Tuhan yang begitu besar, karena diluar batas pengertian dan kemampuan saya.

Saya mohon ampun dan pada saat sama saya merasa bahwa saya telah diampuni.

Saya bahagia dan tenang, merasa aman dan damai.....Kedamaian yang luar biasa.

Tidak melihat, tetapi hanya merasakan, Ingin sekali saya terus menerus dalam keadaan seperti ini, aman, nyaman, tenang dan damai. Terus menerus, tanpa akhir,,......

Entah berapa lama saya merasakan keadaan seperti ini, namun hingga saya sadar dari koma, saya tidak tahu, rasanya hanya sekejab saja, tetapi suami saya mengatakan sudah 10 hari saya dalam keadaan koma,,......Ada perasaan menyesal, karena setelah sadar saya takut tidak lagi dapat merasakan Kasih Tuhan,

Saya sakit

Kira-kira 10 hari sebelum saya sakit, saya dan suami berlibur ke Lombok. kemudian ke Bali.

Hari Minggu tanggal 22 April, kami berangkat ke Pati untuk mengunjungi adik ipar. Tiba-tiba saya menolak untuk mengunjungi adik ipar. Tiba-tiba saya merasa pusing dan semua tulang saya sakit dan saya mual.

Senin dan Selasa, keadaan saya menurun, panas tetap tinggi (antara 39 dan 40 derajat C). Saya tetap menolak untuk ke dokter karena yakin saya menderita flu tulang saja.

Hari Rabu, saya diare, tidak dapat menahan buang air besar dan kecil, tidak dapat berdiri dan tidak dapat berjalan. Sore itu juga, dengan dibopong, saya diantarkan suami ke dokter internis, teman suami saya. Langsung dari praktek dokter, sore itu juga saya diharuskan segera masuk rumah sakit R.K.Z

Hari Kamis dan Jumat dilakukan analisa darah lengkap. Belum ditemukan hasil defenitif.

Untuk mendapatkan kepastian, Dr. Ariwibowo (ahli lever),ketua tim dokter, menunjuk beberapa konsultan dokter ahli antara lain ahli diabetes (gula), ahli ginjal, ahli darah, ahli syaraf, ahli jantung dan ahli penyakit tropis/malaria.

Mula-mula para dokter mencurigai saya menderita demam berdarah. Karena itu Laboratorium R.K.Z diminta untuk memeriksa darah yang berhubungan dengan demam berdarah.

Dikatakan Mukjizat

Hari Sabtu pagi tanggal 28 April, Analis yang bertugas memeriksa darah saya, tiba-tiba mendapat firasat dan tanpa diperintah dokter, atas inisiatif sendiri memeriksa darah saya yang berhubungan dengan malaria.

Ternyata dugaan Analis tsb benar, karena dalam pemeriksaan darah menunjukkan bahwa parasit malaria dalam darah saya sudah mencapai lebih dari 9000 butir, (normalnya 0).

Temuan ini langsung dilaporkan ke suster kepala ruangan. Berdasarkan data tsb, suster kepala segera menghubungi Dr.Ariwibowo yang merupakan ketua tim dokter. Sayang pada setiap hari Sabtu Dr.Ariwibowo keluar kota dan tidak dapat dihubungi, biarpun dengan HP. Suami saya segera mencoba menghubungi Dr.Ari melalui istrinya,yang juga dokter, menyadari betapa gawatnya keadaan saya. Dia mencoba menghubungi lewat putranya. Saat itu juga, tanpa diduga, Dr.Ari singgah di rumah putranya dan memperoleh laporan mengenai penyakit saya. Ia segera menghubungi R.K.Z melalui telpon dan memerintahkan suster kepala ruangan untuk memberikan obat malaria kepada saya, serta langsung menghubungi Dokter Ahli Malaria.

Dari pemeriksaan diketahui bahwa saya menderita Malaria Tropika, yang merupakan jenis yang paling berbahaya, yang dapat menyerang semua organ tubuh dan dengan cepat menyebabkan penderitanya meninggal. Tetapi gejalanya hampir sama dengan gejala penyakit demam berdarah. Keadaan saya kritis.

Hari Senin berikutnya tampak bahwa jumlah parasit sudah menurun. Namun fungsi beberapa organ vital dalam tubuh saya terlanjur mengalami kemunduran yang lanjut, a.l :

Pendarahan lambung dan tekanan darah tidak stabil, naik turun. Ginjal harus siap untuk dicuci, tetapi tidak bisa karena lever jelek. Jantung membesar, detak jantung terlalu cepat, cukup membahayakan. Paru-paru membengkak dan Syaraf Otak diserang.

Mengharapkan Pertolongan Tuhan

Suami saya saat praktek, menerima panggilan telpon dari R.K.Z karena keadaan saya sudah sangat kritis. Karena itu 2 puteri saya, Irma di Roma dan Amelia di Belanda diminta oleh ayahnya untuk segera pulang ke Surabaya.

Sehari sebelum pulang, malam harinya Amelia, bersama 10 orang temannya berdoa, minta agar Tuhan berkenan menyembuhkan saya. Tiba-tiba Pemimpin doa mengatakan kepada Amelia demikian : "Mamamu saat ini sedang sakit, tetapi kuatkanlah hatimu, karena Mamamu akan disembuhkan"

Dengan penuh percaya, keesokan harinya Amelia berangkat pulang ke Surabaya.

Amelia bercerita:

" Setelah tiba di R.K.Z dan melihat keadaan Mama yang sedemikian parahnya, saya "down". Mama dalam keadaan koma, seolah-olah hidup Mama dapat bertahan hanya karena dibantu alat-alat. Bernafas dengan susah payah,satu-satu, tersendat sendat, dibantu dengan oksigen. Untuk makan harus melalui sonde, yaitu selang melalui hidung langsung ke lambung. Mulut dan gigi berdarah, karena pendarahan dari lambung"

Dari kateter terlihat kencing di kantong plastik berwarna merah, menandakan adanya darah. Beberapa slang infus untuk menambah darah dan untuk menambah trombosit serta obat obat dan vitamin, bergantungan di kanan dan kiri lengan. Mesin di sebelah ranjang, secara otomatis memompakan insulin melalui slang infus.

Tetapi saya, Amelia tetap percaya pada janji Tuhan, karena ....saya merasakannya"

Irma, Andre dan istrinya Liliana : "Hanya karena gigitan nyamuk Malaria di Lombok keadaan Mama menjadi begitu parah. Mama membuka mata, tetapi tidak dapat mengenali kami. Kami bingung dan sedih memikirkan keadaan Mama? Tidak dapat kami bayangkan bagaimana seandainya nanti Papa dan anak anak ditinggalkan Mama. Setiap hari, setiap saat yang memungkinkan kami berkumpul, kami berdoa bersama,mohon Tuhan berkenan menyembuhkan Mama.Kami terus menerus berdoa, berharap dan menguatkan hati untuk percaya pada janji Tuhan."

Mencoba percaya pada kuasa lain.

Famili, keluarga dan teman2 mulai mengerti betapa gawatnya keadaan saya. Berbagai usul dan usaha untuk menolong mulai diberikan. Seorang teman mengatakan di suatu kota tertentu ada seorang "pandai"yang beragama Kristen, cukup terkenal dan dapat menolong, hanya dengan melihat foto saya. Tetapi Amelia dan Andre menolak bantuan semacam itu. Pada saat suami dan Irma masih ragu-ragu, tanpa diduga dan diluar pengertian mereka yang saat itu sedang berdiskusi, saya yang masih dalam keadaan koma, tiba-tiba berseru dengan suara nyaring "tidak". Hal ini mengherankan semua orang, karena sebenarnya saya dalam keadaan koma, tidak dapat diajak berunding dan tidak dapat menjawab. Setelah sadar, saya tidak ingat.

Mukjizat?

Saya berada di R.K.Z selama 1 bulan. Sehari sebelum pulang, salah seorang dokter ahli sempat mengatakan demikian : "Sebenarnya secara medis, harapan Ibu untuk bertahan hidup boleh dikatakan tidak ada, hampir tidak mungkin, karena ketahuannya terlambat. Waktu itu masa inkubasi parasit malaria selama 10 hari telah lewat tetapi belum diketahui kalau Ibu menderita malaria. Sebenarnya boleh dikatakan bahwa Ibu disembuhkan, secara mukjizat oleh Tuhan."

Dr. Ari juga mengatakan bahwa organ2 tubuh,misalnya ginjal saya berhenti berfungsi lever jelek SGPT,SGOT dan Gama GT dan gula terlalu tinggi. Organ2 vital ini yang menopang hidup seseorang. Seharusnya cuci darah, tetapi obat cuci darah meracuni lever. Tetapi kemudian, ginjal saya berfungsi kembali dan saya sembuh. Sebab itu saya harus berterimakasih kepada Tuhan karena saya disembuhkan Tuhan.

Benar, karena dua orang dokter yang mengatakan bahwa saya mengalami kesembuhan Ilahi. Saya percaya.

Bagi mereka yang percaya tidak mengherankan melihat kuasa Tuhan menyembuhkan salah seorang anak-Nya yaitu saya, walaupun sudah dalam keadaan gawat dan secara medis hampir tidak mungkin untuk disembuhkan.

Juga bagaimana Tuhan telah mengatur sampai sedetail detailnya dengan sempurna.

* Dimulai dari seorang analis yang memberanikan dirinya untuk menyimpang dan tidak melaksanakan perintah dokter, sehingga tim dokter dengan sepenuh tenaga menggunakan seluruh kepandaian dan kemampuannya.

* Dr.Ari, ketua tim dokter, yang sedang keluar kota dan tidak dapat dihubungi, biarpun dengan HP, tiba-tiba datang ke rumah putranya dan dengan segera menghubungi R.K.Z untuk memberikan obat kepada saya serta menghubungi dokter Ahli Malaria. Tepat waktu dan tidak terlambat.

* Dari kelompok doa Amelia di Belanda yang percaya pada Kesembuhan dari Tuhan, sehingga dengan keyakinan dan keyakinan keluarga, pasien yang secara medis tidak dapat sembuh, mengalami kesembuhan.

* Pasien yang dalam keadaan koma, yang tidak dapat mendengar dan berkata-kata, bahwa membuka mata pun tidak sanggup,dengan lantang dapat menolak untuk diobati orang "pandai", karena di luar kehendak Tuhan.

* Akhirnya tim dokter dan juga para suster dan perawat yang merasa heran bahwa terjadi kesembuhan di luar perhitungan manusia.

Puji Syukur kepada Tuhan yang senantiasa melindungi dan memberikan kasih-Nya yang besar antara lain melalui kesembuhan, kepada anak-anak-Nya dengan Kasih yang sempurna.


~ Sakib.net ~





AddThis Social Bookmark Button