Renungan Pagi (763)

Yoh 9:39 Kata Yesus: "Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta."

Keteraturan. Orang menyukai proses yang berlangsung dengan teratur, yang diberikan dari generasi ke generasi, yang menjadi tradisi, untuk memastikan bahwa hidupnya baik dan selamat. Orang juga menjadi seperti yang ditetapkan orang tuanya; mereka yang lahir dari keluarga Kristen menjadi Kristen, yang lahir dari keluarga Islam adalah Islam, yang lahir dari keluarga dengan agama X akan beragama X pula. Dalam setiap budaya dan agama ada nilai-nilai yang menyatakan kebaikan yang bisa dicapai orang selama hidup di dunia ini, dan betapa orang merasa baik ketika telah sanggup melakukannya. Itu adalah keteraturan.

Jadi, kita menemukan banyak kesalehan dengan berbagai macam cara. Betapa bangganya orang-orang yang berhasil mencapai kesalehan! Karena untuk menjadi saleh, ada banyak hal yang harus dikerjakan oleh seorang manusia. Kesalehan menjadi status yang diperoleh dengan kerja keras, pengorbanan, dan kesungguhan. Dalam keteraturan hidup, pencapaian menjadi saleh merupakan tujuan hidup -- selama orang itu masih beragama, apa pun agamanya. Mereka yang saleh menjadi "orang suci" yang menempati kelas di atas orang kebanyakan, apalagi orang yang buta sejak lahir, yang dianggap merupakan hukuman. Tak ada orang hukuman yang saleh!

Pagi ini, kita menemukan kedatangan Tuhan Yesus menjungkir-balikkan semua keteraturan ini. Kedatangan-Nya tidak membenarkan orang saleh dan mengecam orang buta. Sebaliknya, Ia mencelikkan mata orang buta sejak lahirnya, menghapuskan pendapat tentang 'hukuman' atas orang cacat ini. Bagi orang yang menganggap dirinya saleh, yang merasa telah 'melihat', 'dicerahkan', dan 'mengetahui', Tuhan Yesus menjadikan mereka buta. Dalam keadaan mereka yang 'melihat', justru orang saleh gagal untuk mengenal kehadiran Allah, sehingga mereka senasib dengan orang buta yang celaka. Menjadi saleh dalam beragama tidak membuat orang selamat, karena dosa tetap ada pada mereka.

Walaupun kita rendah dan buta, Tuhan Yesus mau mengangkat dan mencelikkan mata sehingga kita bebas dari dosa dan menjadi selamat. Terpujilah TUHAN!

Salam kasih,
Donny



~ Milis -renungan-sehari ~






AddThis Social Bookmark Button