Minggu ke-5, Hari 31 JANGAN ADA KEKASIH LAIN

Satu biara mengkondisikan penghuni tempat itu hanya boleh berbicara lima tahun sekali. Akibat ketatnya peraturan tersebut, dari 500 orang yang mendaftar, tersisa 3 orang yang masih setia. Masuk tahun kelima, biara pertama mendapat kesempatan untuk berbicara, dia pun berkata, "Kalau boleh, saya mau makan mie ayam dua mangkok!" Kalimat terakhir itu bertahan sampai lima tahun, dan berikutnya pada tahun kesepuluh, biarawan kedua berbicara, "Kalau diizinkan, sya mau makan soto ayam dua mangkok!" Kalimat itu pun bertahan sampai lima tahun, dan berikutnya pada tahun kelimabelas, biarawan ketiga berbicara, "Cuman milih menu aja kok butuh waktu 15 tahun!!!"

Esensinya, biarawan ketiga berasumsi bahwa kedua temannya ragu-ragu dalam menentukan menu, dan itu menghabiskan waktu! Dalam hal menghidupi Firman, keragu-raguan merupakan salah satu bentuk berhala, dan itu bisa mematikan potensi dan menghambat berkat yang sudah Tuhan sediakan!

Ayat Renungan : Mazmur 115:4-8

M1 MENERIMA
Berdoalah agar kita dapat memahami Firman Tuhan yang kita renungkan hari ini.

M2 MERENUNGKAN
1. Siapakah yang membuat dan membentuk sebuah berhala (Mzm 115:4) ? Terdiri dari apakah berhala itu ?

2. Ciri-ciri apakah yang dimiliki oleh sebuah berhala (Mzm 115:5-7) ?
a. ....................................................... b. ............................................................
c. ....................................................... d. ............................................................
e. ....................................................... f. .............................................................
g. ....................................................... ................................................................

3. Apakah yang akan terjadi pada orang yang membuatnya dan percaya kepada berhala tersebut (Mzm 115:8) ?

PENGAJARAN

Jika seseorang terus-menerus melakukan penyembahan, secara otomatis karakter dari yang disembah akam terimpartasi kepada orang yang menyembahnya. Hidup kita akan seperti apa yang kita sembah. Bila kita selalu menyembah Tuhan dan intim dengan Tuhan, karakter Yesus akan tercermin dalam kehidupan kita. Hal yang sama juga terjadi bila kita melakukan penyembahan terhadap berhala. Tanpa sadar, hidup kita akan menjadi seperti berhala tersebut. Berhala tidak hanya berbicara mengenai patung-patung yang dibuat oleh tangan manusia, tetapi juga mengenai 'suatu hal' yang lebih kita kasihi, dan itu melebihi kasih kita kepada Tuhan.

Bila kita melakukan penyembahan berhala, salah satu akibatnya adalah kita mengalami tuli dan buta rohani! Bahkan, tidak hanya itu, penyembahan berhala dapat "mematikan" potensi-potensi kita, misalnya:
a. Mulut yang tidak dapat berkata-kata.
Seharusnya, kita memuji dan meyembah Tuhan, serta bersaksi dan memberkati orang lain.

b. Mata yang tidak dapat melihat.
Seharusnya, kita dapat melihat janji Tuhan dan visi yang Tuhan berikan.

c. Telinga yang tidak dapat mendengar.
Seharusnya, kita dapat mendengar suara Tuhan dan tuntunan Tuhan.

d. Hidung yang tidak dapat mencium.
Seharusnya, kita bisa mengidentifikasi aromayang harum melalui hidung kita.

e. Tangan yang tidak dapat meraba.
Seharusnya, kita dapat memakai tangan kita untuk melayani Tuhan dan orang lain.

f. Kaki yang tidak dapat berjalan.
Seharusnya, kita bisa melangkahkan kaki serta berjalan untuk mengikuti visi dan kehendak Tuhan.

Nah, apakah kita masih memiliki 'berhala' dalam kehidupan kita, misalnya patung-patung berhala atau jimat-jimat ? Apakah masih ada hal-hal lain, misalnya hobi atau kesukaan lain, yang kita kasihi lebih dari kasih kita kepada Tuhan ? Jika ya, mari kita bereskan agar tidak ada lagi hal-hal yang menghambat keberhasilan hidup kita!

M3 MELAKUKAN
Tuliskan hal-hal yang masih mengikat Anda dan membuat Anda 'mengasihi' hal tersebut lebih daripada kasih Anda kepada Tuhan! Bereskan hal-hal tersebut di hadapan Tuhan !

M4 MEMBAGIKAN
Kepada siapakah Anda akan menceritakan berkat-berkat yang Anda terima dari saat teduh hari ini ?



Sumber :
Judul buku : Menerobos Sorga Dengan Cinta
49 Hari membangun keintiman dengan Bapa untuk mendapatkan Firman yang menghidupkan dan menyembuhkan.
Penulis : Pdt. Ir. Yonathan Wiryohadi
Kontibutor : Pdt. Bram Soei Ndoen, Illyana Widodo, Ponco Sulistyo
Diterbitkan oleh : WTC Media, Mei 2007






AddThis Social Bookmark Button