Minggu ke-3, Hari 15 ESENSI IBADAH

Suatu saat, pendeta berkhotbah dengan berapi-api pada ibadah yang dihadiri oleh ratusan jemaat. Tema khotbah yang disampaikan ialah kerinduan untuk bertemu dengan Tuhan. Di tengah-tengah khotbah yang disampaikannya, jemaat sering merespon dengan kata "amien!", untuk setiap penekanan kalimat yang disampaikan sang pendeta. Tiba-tiba, menjelang paruh pertama khotbah, perhatian pendeta tertuju pada seorang ibu yang sedang menggendong bayi berumur lima bulan. Ketika pendeta menyampaikan penekanan kalimat dengan nada bicara tinggi, sang bayi menangis keras. Sang ibu berusaha meredam tangis dan dia tidak bisa berkonsentrasi dalam mendengarkan Firman Tuhan.

Pendeta mendapat hikmat dan dia berkata kepada si ibu, "Ibu, Tuhan baik buat kita, biarlah bayi merespons khotbah dengan bahasanya sendiri. Saya tidak terganggu dengan tangisannya, Bu... " Sang ibu pun menjawab, "Saya percaya Bapak tidak mengganggu anak saya, justru dia menangis karena terganggu dengan suara Bapak!"

Seringkali, kita tidak bisa berkonsentrasi pada pemberitaan Firman karena kesibukan lain di tengah ibadah. Kejadian yang dialami sang ibu menunjukan bahwa perjumpaan dengan Tuhan menjadi terganggu karena konsentrasi hati dan pikiran tidak berfokus pada Firman-Nya.

Ayat Renungan : II Timotius 3:1-5, I Timotius 4:8

M1 MENERIMA
Berdoalah agar kita dapat memahami Firman Tuhan yang kita renungkan hari ini.

M2 MERENUNGKAN
1. Hal apakah yang akan terjadi pada akhir zaman (II Tim 3:1) ? Apakah ciri-ciri manusia pada akhir zaman (II Tim 3:2-4) ?

2. Mengapa hal-hal di atas bisa terjadi (II Tim 3:5) ?

3. Jika ibadah dilakukan dengan sungguh-sungguh, hal apa yang akan kita dapatkan (I Timotius 4:8) ?

PENGAJARAN

Pada akhir zaman, keadaan akan semakin sukar, dan banyak orang yang beribadah tetapi mereka tidak mengalami kuasa ibadah. Artinya, sekalipun mereka rajin pergi kebaktian, mereka tidak mengalami perubahan hidup, yaitu perubahan karakter, gaya hidup, dan perilaku. Ini tidaklah cukup!

Tuhan rindu ada kuasa yang terjadi dan kuasa tersebut dapat mengubah hidup kita setiap kali kita beribadah. Esensinya, kita harus mengalami kuasa ibadah !

Apakah ciri-ciri orang yang tidak mengalami kuasa ibadah ?

  • Saat mereka beribadah, mereka merasakan bahwa ibadah adalah suatu yang membosankan.
  • Mereka hanya melakukan kewajiban agamawi secara ritual. Misalnya, karena memiliki KTP sebagai seorang Kristen, mau tidak mau, mereka harus pergi ke gereja.

Mengapa hal tersebut bisa terjadi ? Karena mereka tidak menemukan esensi ibadah ! Di dalam ibadah, bila kita tidak menemukan esensinya, khotbah seorang pendeta yang hebat seklaipun tidak dapat mengubah hidup kita.

Apakah yang dimaksud dengan esensi ?
Coba kita renungkan mengenai sebuah kue ! Jika sebuah kue tart tidak dilengkapi dengan dekorasi atau lilin, apakah kue tersebut masih memiliki esensi sebagai sebuah kue ? Esensi kue masih ada ! Tetapi, jika ada sebuah kue dengan dekorasi yang sangat lengkap dan bagus, namun tidak bisa dimakan karena terbuat dari plastik, apakah kue itu masih memiliki esensi sebuah kue ? Esensi kue tidak ada! Hal sama juga berlaku dalam kegiatan ibadah.

Esensi ibadah bukan diukur dari banyaknya orang berkumpul, kualitas tim musik, kemegahan gedung gereja, dinamika kita dlam bernyanyi, tetapi yang terpenting adalah kita menemukan Tuhan di dalam ibadah. Jadi, esensi ibadah adalah Perjumpaan dengan Tuhan dan kita tinggal di dalam Hadirat-Nya.

Bagaimana dengan ibadah kita ? Apakah kita sudah berjumpa dengan Tuhan setiap kali kita beribadah ? Berjumpalah dengan Dia mulai saat ini !

M3 MELAKUKAN
1. Tuliskan hal-hal apa yang akan Anda lakukan agar Anda dapat mengalami esensi ibadah sehingga hidup Anda dapat diubahkan.

2. Lakukan hal-hal yang sudah Anda temukan !

M4 MEMBAGIKAN
Kepada siapakah Anda akan menceritakan berkat-berkat yang Anda dapatkan dalam saat teduh hari ini ?

Sumber :
Judul buku : Menerobos Sorga Dengan Cinta
49 Hari membangun keintiman dengan Bapa untuk mendapatkan Firman yang menghidupkan dan menyembuhkan.
Penulis : Pdt. Ir. Yonathan Wiryohadi
Kontibutor : Pdt. Bram Soei Ndoen, Illyana Widodo, Ponco Sulistyo
Diterbitkan oleh : WTC Media, Mei 2007